Free Web Hosting with Website Builder
Custom Search

Simpan Data, Kelola Resiko Bisnis

Simpan Data, Kelola Resiko Bisnis

Dewasa ini, sulit mengabaikan keberadaan Information Lifecycle Management (ILM), yaitu pengelolaan data manajemen perusahaan. Boleh dibilang, hampir setiap vendor storage kini semakin gencar mempromosikan strategi ILM.

Banyak pula pengguna yang latah mengikuti tren dengan menggunakan istilah itu untuk menjelaskan segala upaya mereka dalam mengelola simpanan datanya yang terus tumbuh. Mulai melakukan sentralisasi back-up data sampai mengarsipkan database.

Peliknya membangun strategi ILM ini dirasakan Grant Thornton, sebuah firma akuntansi global. Direktur IT Grant Thornton Dave Johnson mengakui kesulitan dirasakan karena informasi yang akan dikelola terkait dengan banyak pihak di perusahaan itu.

Perusahaan yang bermarkas di Chicago itu membentuk semacam satuan tugas untuk mengkaji alur informasi di 50 kantor cabang Grant Thornton yang ada di AS. Informasi tersebut, baik dalam bentuk cetak maupun elektronik, termasuk informasi yang tersimpan di dalam notebook para karyawan.

Informasi yang tersimpan di dalam notebook itulah, yang menurut Johnson, salah satu tantangan implementasi ILM di perusahaannya. Menurut dia, banyak informasi berharga yang justru tersimpan di notebook yang dimiliki Grant Thornton.

Menurut Johnson, untuk mengabaikan informasi yang tersimpan di dalam notebook pun tidak memungkinkan. “Apalagi jika dikaitkan dengan regulasi Sarbanes-Oxley, kita harus tetap menyimpan informasi apapun yang terkait pekerjaan penting,” ujarnya.

Ia pun menerapkan strategi back-up terpusat untuk komputer-komputer yang dimiliki Grant Thornton. Selain itu, ia juga membangun sistem arsip post-engagement untuk proyek-proyek audit yang sudah selesai.

Sistem arsip ini juga bersifat searchable, khususnya dalam kasus litigasi. Johnson pun menginginkan piranti-piranti otomatis yang berfungsi menghapus data ketika tidak lagi dibutuhkan.

Baru-baru ini Hewlett Packard (HP) mengklaim produknya Storage Works (perangkat penyimpan data) XP24000 memecahkan rekor dunia untuk tingkat kecepatan back-up data dan tingkat efisiensi pengeluaran biaya pada mission critical (kejadian darurat).

HP Storage Works memecahkan rekor dunia baru dengan kecepatan back-up data 8,7 Gb per detik dan penghematan biaya senilai US$ 187 per Mb berdasarkan tes yang dilakukan sebuah lembaga independen SPC (Storage Performance Council). Dengan hasil ini HP berhasil mengalahkan rival-rival beratnya, yaitu Fujitsu dan IBM.

“Hasil yang dicapai HP StorageWorks XP24000 dapat menjadi pedoman bagi para pelanggan enterprise (perusahaan/korporat) dimanapun termasuk di Indonesia dalam menentukan dan mengevaluasi kinerja storage yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan perusahaan mereka,” ujar SWD Director Technology Solutions Group Hewlett Packard Indonesia (HPI) Astri R. Dharmawan.

HP StorageWorks XP 24000 merupakan salah satu jajaran storage high-end ramah lingkungan yang diluncurkan pada 2007 lalu. Storage ini ditujukan untuk mendukung lingkungan komputasi enterprise yang berlangsung selama 24 jam nonstop seminggu.

“Risiko sistem IT (informasi teknologi) saat ini telah menjadi resiko bisnis. Downtime atau kehilangan data sistem TI menyebabkan kerugian hingga jutaan dollar AS,” jelasnya.

HP StorageWorks XP 24000 ini merupakan alternatif teknologi ramah lingkungan yang dapat mengurangi resiko terjadinya kejadian serupa dengan harga dan kinerja yang jauh melebihi sistem kompetitif lainnya.

XP24000 memberikan koneksi 4 Gb per detik ke disk drives dan hosts serta mendukung sampai dengan 1,152 disk drives dengan kapasitas 332 terabytes. Storage terbaru HP ini memungkinkan kinerja sampai 3,5 juta input-ouput prosessors (IOPs). XP 24000 juga mendukung sampai 247 petabytes external storage untuk pertumbuhan tanpa batas secara virtual.

Keunggulan lainnya yang dimiliki XP24000 adalah bullet proof (anti peluru) dan disaster proof (tahan bencana alam). Hewlett Packard mengungkapkan bahwa harga dari XP24000 tergantung dengan berapa besar kapasitas storage yang bisa disimpan oleh sebuah perusahaan. [E1]

0 komentar:

Post a Comment